KATA PENGANTAR
Puji syukur keta panjatkan kehadirat allah SWT karna kita masih diberikan kesempatan dalam menyelesaikan tugas ini. Dalam penyelesaian tugas penelitian campur kode ini, penulis masih mengalami beberapa hambatan baik dalam proses pengumpulan data dan dalam merampungkan bahan. Semoga dalam tugas ini penulis dapat memberikan sedikit tambahan pengetahuan bagi semua yang membutruhkan bahan dari campur kode.
Makassar, 20 oktober 2011
Risnawati
DAFTAR ISI
Halaman judul……………………………………………………………………………………i
Kata pengantar…………………………………………………………………………………..1
Daftar isi………………………………………………………………………………………….2
BAB 1. Pendahuluan……………………………………………………………………………3
BAB 2. Pembahasan……………………………………………………………………………4
2.1. Pengertian campur kode…………………………………………………………..4
2.2. Macam-macam campur kode…………………………………………………….4
2.3. Campur kode pada komunitas facebook…………..……………………………5
BAB 3.Penutup…………………………………………………………………………………..6
3.1. simpulan……………………………………………………………………...……..6
3.1. simpulan……………………………………………………………………...……..6
3.2. saran……………………………………………………………………………..….6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………..7
BAB I
PENDAHULUAN
Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, ataupun pesan kepada orang lain. Melalui bahasa terungkap sesuatu yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar, penulis kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Seorang penutur yang menyampaikan perasaan dan pikiran lewat tuturannya terlebih dahulu telah menyeleksi bentuk-bentuk kata yang akan disampaikannya kepada lawan tuturnya. Hal ini berlangsung secara sadar atau tidak sadar. Sadar artinya seorang penutur dengan sengaja memilih bentuk kata tertentu karena ia mempunyai maksud-maksud tertentu.
Penutur bahasa yang mempunyai kemampuan menggunakan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian untuk dapat menggunakan dua bahasa, disebut bilingualisme. Seorang bilingualisme harus menguasai kedua bahasa itu. Bahasa pertama adalah bahasa ibu (B1), dan bahasa kedua adalah bahasa lain (B2). Mengatakan menguasai dua bahasa dapat berarti menguasai dua sistem kode, dua dialek atau ragam dari bahasa yang sama. Dalam masyarakat yang bilingual maupun multilingual sering terjadi peristiwa alih kode dan campur kode. Alih kode, yaitu beralihnya penggunaan suatu kode (bahasa ataupun ragam bahasa tertentu) ke dalam kode lain (bahasa atau ragam bahasa lain) Sedangkan campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain secara konsisten Kachru.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Campur Kode
Di antara sesama penutur yang bilingual atau multilingual sering dijumpai suatu gejala yang dapat dipandang sebagai suatu kekacauan berbahasa. Fenomena ini berbentuk penggunaan unsur-unsur dari suatu bahasa tertentu dalam satu kalimat. Dengan demikian campur kode dapat didefenisikan sebagai penggunaan lebih dari satu bahasa atau kode dalam satu wacana.
Chaer dan Agustina (1995:114) menjelaskan bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih atau dua varian dari sebuah bahasa dalam suatu masyarakat tutur, di mana salah satu merupakan kode utama atau kode dasar yang digunakan yang memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan saja. Dalam campur kode terdapat serpihan-serpihan suatu bahasa yang digunakan oleh seorang penutur, tetapi pada dasarnya dia menggunakan satu bahasa tertentu. Serpihan di sini dapat berupa kata, frasa, atau unit bahasa yang lebih besar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih oleh penutur dalam suatu percakapan.
2.2. Macam-macam campur kode
Dalam kehidupan sehari-hari, kita bahkan tidak menyadari pada saat berkomunikasi, seringkali penutur menggunakan dua bahasa (campur kode). Campur kode yang digunakan dapat berupa penyisipan kata, frasa, atau klausa. Contohnya campur kode pada komunitas facebook.
2.3. campur kode pada komunitas facebook
Campur kode pada peristiwa tutur komunitas facebook dapat dilihat dari beberapa contoh status facebook dan identifikasi faktor penyebab penutur menggunakan campur kode, antara lain:
Status Facebook
Inho Naemot Sevenfold
Hardi Nyonyonkk
Scery Cery
Ifha Haerunniisa Chewewetzangadzz
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa campur kode adalah pemakaian dua bahasa atau lebih dengan saling memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Penggunaan bahasa pada komunitas facebook seringkali menggunakan campur kode.
3.2. SARAN
Dari pembahasan diatas kita dapat melihat bahwa penggunaan campur kode dalam komunitas facebook merupakan kewajaran, namun untuk lebih baik baik jika dalam komunitas facebook tersebut penggunaan kata-kata ataupun kalimat baku, sehingga dapat meningkatkan pemahaman penguasaan kosakata baku dalam bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar